Hukum Pajak dalam Islam: Panduan Lengkap & Penjelasan Detail

pajak dalam islam

Hukum Pajak dalam Islam: Panduan Lengkap & Penjelasan Detail

Dalam Islam, konsep pajak dikenal sebagai “zakat,” “infak,” dan “sadaqah.” Zakat, yang berarti “membersihkan,” adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat untuk menyisihkan sebagian harta benda mereka untuk membantu kaum miskin, fakir, dan mereka yang membutuhkan. Infak, berarti “pengeluaran” adalah sumbangan sukarela untuk tujuan amal, sedangkan sadaqah adalah sumbangan sukarela yang dilakukan tanpa ikatan tertentu.

Konsep ini memiliki banyak manfaat, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun spiritual. Zakat mengurangi kesenjangan kekayaan, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan membantu membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Infak dan sadaqah meningkatkan rasa kepedulian sosial dan menumbuhkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah. Sebagai Muslim, menjalankan kewajiban ini merupakan bentuk ibadah yang mendekatkan kita kepada Allah dan menciptakan keadilan dalam masyarakat.

Pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip ini akan menjadi dasar yang kuat untuk membahas berbagai topik berkaitan dengan pengelolaan keuangan dalam Islam, termasuk peran zakat dalam pembangunan ekonomi, sistem pajak yang adil, dan bagaimana mencapai kesejahteraan dalam masyarakat Muslim.

pajak dalam islam

Memahami konsep pajak dalam Islam adalah langkah penting untuk memahami peran kewajiban ini dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.

  • Zakat: Kewajiban bagi Muslim
  • Infak: Sumbangan sukarela
  • Sadaqah: Donasi tanpa ikatan
  • Tujuan: Membantu kaum miskin
  • Prinsip: Keadilan dan keseimbangan
  • Manfaat: Kesejahteraan sosial
  • Implementasi: Sistem pengumpulan

Zakat, infak, dan sadaqah merupakan pilar penting dalam sistem ekonomi Islam. Mereka menjamin keberlangsungan kaum miskin dan memperkuat ikatan antara anggota masyarakat. Sistem pengumpulan dan distribusi dana ini bertujuan menciptakan keseimbangan dan keadilan dalam pembagian kekayaan. Contohnya, zakat fitrah dibayarkan sebelum Idul Fitri, menjamin kebutuhan pokok bagi orang miskin selama bulan Ramadan. Penerapan sistem pajak ini merupakan contoh nyata bagaimana prinsip-prinsip Islam dapat diterapkan dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Zakat

Zakat, yang berarti “membersihkan,” adalah salah satu rukun Islam yang merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat. Zakat merupakan sistem pembersihan harta yang diwajibkan kepada setiap Muslim yang memiliki harta mencapai nisab (batas minimal) dan mencapai haul (satu tahun). Konsep zakat berhubungan erat dengan “pajak dalam Islam” karena zakat merupakan bentuk utama dari sistem pajak yang diperintahkan dalam agama Islam. Zakat bertujuan untuk mengurangi kesenjangan kekayaan, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan membantu membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.

Zakat berbeda dengan pajak yang dikenal di negara-negara sekuler. Zakat bersifat sukarela dan diberikan dengan niat untuk mencari ridho Allah, sedangkan pajak diwajibkan oleh negara dan diberikan untuk membiayai kegiatan negara. Namun, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menciptakan keadilan dan keseimbangan dalam masyarakat. Sistem zakat juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama kaum miskin dan fakir. Hal ini terbukti dengan banyaknya program sosial yang dijalankan oleh lembaga zakat di seluruh dunia.

Memahami konsep zakat sebagai bagian integral dari “pajak dalam Islam” sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan adil. Dengan menjalankan kewajiban zakat, umat Muslim tidak hanya membersihkan harta mereka, tetapi juga menjalankan perintah Allah dan berkontribusi pada kesejahteraan umat manusia. Sebagai kesimpulan, zakat merupakan salah satu pilar penting dalam sistem pajak Islam yang mendukung prinsip keadilan dan kesejahteraan sosial.

Infak

Infak, yang berarti “pengeluaran” dalam bahasa Arab, merupakan salah satu bentuk sumbangan sukarela yang dilakukan oleh umat Muslim. Meskipun bersifat sukarela, infak berhubungan erat dengan konsep “pajak dalam Islam” karena mencerminkan prinsip keadilan dan solidaritas yang merupakan inti dari sistem pajak Islam. Infak dilakukan dengan niat ikhlas untuk membantu orang lain dan mencari ridho Allah. Bentuk infak sangat beragam, mulai dari memberikan uang tunai hingga memberikan bantuan dalam bentuk barang atau jasa.

Infak memiliki peran penting dalam menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial. Ketika seseorang menjalankan infak, mereka menunjukkan kepedulian terhadap sesama dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat. Contohnya, infak dapat digunakan untuk membantu orang miskin, membangun rumah ibadah, mendukung pendidikan, atau membantu korban bencana. Dengan demikian, infak merupakan bentuk partisipasi aktif dalam menjalankan prinsip-prinsip keadilan dan solidaritas yang merupakan bagian integral dari konsep “pajak dalam Islam.”

Memahami hubungan antara infak dan “pajak dalam Islam” sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab. Dengan menjalankan infak, umat Muslim tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap sesama, tetapi juga menjalankan perintah Allah dan berkontribusi pada kesejahteraan umat manusia. Dengan demikian, infak merupakan salah satu pilar penting dalam sistem pajak Islam yang mendukung prinsip keadilan dan kesejahteraan sosial.

Sadaqah

Sadaqah, yang berarti “sedekah” dalam bahasa Arab, merupakan bentuk donasi sukarela yang diberikan tanpa ikatan tertentu. Meskipun bersifat sukarela, sadaqah memiliki hubungan yang erat dengan konsep “pajak dalam Islam” karena mencerminkan nilai-nilai keadilan, solidaritas, dan kepedulian sosial yang merupakan dasar dari sistem pajak Islam. Sadaqah diberikan dengan niat ikhlas untuk membantu orang lain dan mencari ridho Allah. Bentuk sadaqah sangat beragam, mulai dari memberikan uang tunai hingga memberikan bantuan dalam bentuk barang atau jasa.

Sadaqah memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan adil. Dengan menjalankan sadaqah, umat Muslim menunjukkan kepedulian terhadap sesama dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat. Contohnya, sadaqah dapat digunakan untuk membantu orang miskin, membangun rumah ibadah, mendukung pendidikan, atau membantu korban bencana. Sadaqah juga mendorong terbentuknya rasa empati dan solidaritas di antara anggota masyarakat, menciptakan ikatan yang kuat dan membantu mengurangi kesenjangan sosial.

Memahami hubungan antara sadaqah dan “pajak dalam Islam” sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab. Dengan menjalankan sadaqah, umat Muslim tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap sesama, tetapi juga menjalankan perintah Allah dan berkontribusi pada kesejahteraan umat manusia. Dengan demikian, sadaqah merupakan salah satu pilar penting dalam sistem pajak Islam yang mendukung prinsip keadilan dan kesejahteraan sosial.

Tujuan

Salah satu tujuan utama “pajak dalam Islam” adalah membantu kaum miskin. Konsep ini terwujud dalam bentuk zakat, infak, dan sadaqah, yang merupakan kewajiban dan bentuk sumbangan sukarela yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan kekayaan dan membantu mereka yang membutuhkan. Hal ini menunjukkan hubungan erat antara “pajak dalam Islam” dengan prinsip keadilan sosial dan penghapusan kemiskinan.

Zakat, sebagai salah satu rukun Islam, diwajibkan bagi setiap Muslim yang memiliki harta mencapai nisab. Zakat diperuntukkan khususnya untuk membantu kaum miskin, fakir, dan kelompok lain yang membutuhkan. Penerapan zakat menunjukkan bahwa Islam menganggap perhatian terhadap kaum miskin sebagai kewajiban moral dan religius yang harus dijalankan oleh setiap Muslim.

Infak dan sadaqah merupakan bentuk sumbangan sukarela yang juga bertujuan untuk membantu kaum miskin dan mengurangi kesenjangan sosial. Meskipun tidak diwajibkan, infak dan sadaqah mendorong umat Muslim untuk berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup orang lain. Contohnya, infak dapat digunakan untuk membangun rumah ibadah atau sekolah di daerah miskin, sehingga meningkatkan akses pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.

Penting untuk menekankan bahwa “pajak dalam Islam” tidak hanya berfokus pada pengumpulan dana tetapi juga pada cara distribusi dana tersebut. Zakat, infak, dan sadaqah menekankan pentingnya menyalurkan dana tersebut kepada mereka yang membutuhkan dengan cara yang adil dan efektif. Sistem ini membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih seimbang dan mencegah terjadinya ketidakadilan ekonomi.

Kesimpulannya, konsep “pajak dalam Islam” mendukung tujuan utama untuk membantu kaum miskin dan menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Zakat, infak, dan sadaqah mendemonstrasikan bahwa Islam menganggap penghapusan kemiskinan sebagai kewajiban moral dan religius yang harus dijalankan oleh setiap Muslim. Dengan menjalankan kewajiban “pajak dalam Islam” ini, umat Muslim dapat berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.

Prinsip

Prinsip keadilan dan keseimbangan merupakan landasan utama dari konsep “pajak dalam Islam.” Sistem pajak Islam, yang diwujudkan dalam bentuk zakat, infak, dan sadaqah, dirancang untuk menciptakan keadilan dan keseimbangan dalam pembagian kekayaan dan sumber daya. Konsep keadilan dalam Islam berarti memperlakukan setiap individu dengan adil, tanpa memperhatikan status sosial, ras, agama, atau kekayaan. Keseimbangan menunjukkan upaya untuk menciptakan sistem yang memperhatikan kepentingan semua pihak dan mencegah terjadinya kesenjangan ekonomi yang terlalu besar.

Zakat, sebagai salah satu rukun Islam, diwajibkan bagi setiap Muslim yang memiliki harta mencapai nisab (batas minimal) dan haul (satu tahun). Sistem zakat menjamin bahwa sebagian kekayaan orang kaya disalurkan kepada orang miskin dan membantu mengurangi kesenjangan kekayaan. Infak dan sadaqah, yang merupakan bentuk sumbangan sukarela, juga mendukung prinsip keadilan dan keseimbangan. Infak dan sadaqah mendorong umat Muslim untuk berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan menolong mereka yang membutuhkan. Contohnya, infak dapat digunakan untuk membangun sekolah di daerah miskin, sehingga mengurangi kesenjangan akses pendidikan.

Dalam praktiknya, prinsip keadilan dan keseimbangan dalam “pajak dalam Islam” menghasilkan dampak positif yang signifikan. Sistem zakat membantu mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Infak dan sadaqah meningkatkan solidaritas sosial, mengurangi kesenjangan sosial, dan membantu membangun masyarakat yang lebih berakhlak mulia. Contohnya, di banyak negara Muslim, lembaga zakat dan organisasi amal telah berhasil menjalankan program-program sosial yang berdampak besar pada penurunan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Kesimpulannya, prinsip keadilan dan keseimbangan merupakan inti dari konsep “pajak dalam Islam.” Sistem pajak Islam, yang diwujudkan dalam bentuk zakat, infak, dan sadaqah, menjamin pembagian kekayaan yang adil dan merata. Penerapan prinsip ini menghasilkan masyarakat yang lebih sejahtera, adil, dan berkelanjutan.

Manfaat

Kesejahteraan sosial merupakan tujuan utama dari konsep “pajak dalam Islam.” Zakat, infak, dan sadaqah, ketiga bentuk utama “pajak dalam Islam,” dirancang untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Sistem ini menekankan pentingnya mengurangi kesenjangan kekayaan, meningkatkan akses terhadap sumber daya bagi orang miskin, dan membangun masyarakat yang lebih solidar. Hal ini merupakan faktor utama yang menghubungkan “pajak dalam Islam” dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan sosial.

Sebagai contoh, zakat merupakan bentuk pajak wajib bagi setiap Muslim yang memiliki harta mencapai nisab. Zakat diperuntukkan khususnya untuk membantu kaum miskin, fakir, dan kelompok lain yang membutuhkan. Penerapan sistem zakat menunjukkan bahwa Islam menganggap perhatian terhadap kaum miskin sebagai kewajiban moral dan religius yang harus dijalankan oleh setiap Muslim. Zakat tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga menciptakan lingkungan sosial yang lebih adil dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Infak dan sadaqah, yang merupakan bentuk sumbangan sukarela, juga berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan sosial. Infak dan sadaqah mendorong umat Muslim untuk berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan menolong mereka yang membutuhkan. Contohnya, infak dapat digunakan untuk membangun rumah ibadah atau sekolah di daerah miskin, sehingga meningkatkan akses pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menunjukkan bagaimana “pajak dalam Islam” mendukung prinsip gotong royong dan solidaritas sosial, yang merupakan faktor penting dalam mencapai kesejahteraan bersama.

Dengan menjalankan kewajiban “pajak dalam Islam” ini, umat Muslim dapat berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. “Pajak dalam Islam” bukan hanya mengenai pengumpulan dana, tetapi juga tentang menciptakan sistem yang menjamin keadilan sosial dan membantu meningkatkan kesejahteraan seluruh anggota masyarakat. Penerapan prinsip ini menghasilkan masyarakat yang lebih sejahtera, adil, dan berkelanjutan.

Implementasi

Implementasi “pajak dalam Islam” berarti menjalankan prinsip-prinsip zakat, infak, dan sadaqah secara praktis. Ini melibatkan sistem pengumpulan dan distribusi dana yang efisien dan adil. Sistem ini merupakan bagian penting dari mencapai tujuan utama “pajak dalam Islam” yaitu membantu kaum miskin dan menciptakan masyarakat yang sejahtera.

  • Pengumpulan Zakat

    Pengumpulan zakat merupakan proses mengumpulkan dana dari Muslim yang wajib menunaikan zakat. Sistem pengumpulan zakat telah berkembang sepanjang sejarah Islam, dan banyak lembaga zakat modern telah mengadopsi praktik-praktik yang efisien. Lembaga zakat ini memiliki tugas untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya zakat, menentukan kriteria kelayakan bagi mustahik, dan menjalankan proses pengumpulan dana zakat dengan transparan dan akuntabel.

  • Pengumpulan Infak dan Sadaqah

    Infak dan sadaqah merupakan sumbangan sukarela. Meskipun tidak diwajibkan, sistem pengumpulan infak dan sadaqah merupakan bagian penting dari “pajak dalam Islam.” Banyak lembaga amal dan organisasi non-profit yang menyediakan platform untuk menjalankan infak dan sadaqah. Lembaga ini memiliki tugas untuk mengalirkan dana infak dan sadaqah kepada mereka yang membutuhkan dengan cara yang transparan dan akuntabel.

  • Sistem Distribusi

    Setelah dana zakat, infak, dan sadaqah dikumpulkan, proses distribusi merupakan langkah penting. Sistem distribusi harus menjamin bahwa dana tersebut disalurkan kepada mustahik (penerima zakat) dengan cara yang adil dan efektif. Sistem ini melibatkan penilaian kelayakan mustahik, penentuan prioritas bantuan, dan penerapan mekanisme pengawasan untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas.

Sistem pengumpulan zakat, infak, dan sadaqah merupakan bagian integral dari “pajak dalam Islam.” Sistem ini menjamin bahwa dana yang dikumpulkan digunakan secara efisien dan berdampak positif pada masyarakat. Sistem ini mendukung prinsip keadilan, transparansi, dan akuntabilitas, yang merupakan nilai-nilai penting dalam implementasi “pajak dalam Islam.”

Pertanyaan Umum tentang “Pajak dalam Islam”

Bagian ini membahas beberapa pertanyaan umum yang sering muncul seputar konsep “pajak dalam Islam,” memberikan penjelasan yang komprehensif dan mudah dipahami.

Pertanyaan 1: Apakah zakat sama dengan pajak?

Zakat dan pajak memiliki kesamaan dalam hal pengumpulan dana dari masyarakat. Namun, keduanya memiliki perbedaan mendasar. Zakat merupakan kewajiban agama bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat, sedangkan pajak diwajibkan oleh negara untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Zakat lebih fokus pada membantu kaum miskin dan membangun keadilan sosial, sementara pajak bertujuan untuk membiayai kebutuhan umum masyarakat seperti infrastruktur dan layanan publik.

Pertanyaan 2: Apa saja jenis-jenis zakat?

Zakat terbagi menjadi dua jenis utama: zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah dibayarkan pada bulan Ramadan sebelum Idul Fitri, sementara zakat mal dibayarkan atas harta benda yang telah mencapai nisab dan haul. Zakat mal meliputi zakat emas, perak, perdagangan, pertanian, hewan ternak, dan lainnya.

Pertanyaan 3: Bagaimana cara menghitung zakat?

Perhitungan zakat berbeda-beda tergantung jenis hartanya. Misalnya, zakat emas dan perak dihitung sebesar 2,5% dari total harta yang mencapai nisab. Zakat perdagangan dihitung sebesar 2,5% dari keuntungan bersih setelah dikurangi modal, dan seterusnya.

Pertanyaan 4: Apakah infak dan sadaqah sama dengan zakat?

Infak dan sadaqah berbeda dengan zakat meskipun keduanya merupakan bentuk sumbangan. Infak dan sadaqah bersifat sukarela, sementara zakat merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat. Infak dan sadaqah juga dapat diberikan untuk berbagai tujuan amal, sementara zakat memiliki penerima yang spesifik seperti fakir miskin, orang yang berhutang, dan lainnya.

Pertanyaan 5: Apa manfaat “pajak dalam Islam”?

“Pajak dalam Islam” memiliki banyak manfaat, termasuk membantu mengurangi kemiskinan, meningkatkan keadilan sosial, menguatkan ikatan solidaritas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sistem ini berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.

Pertanyaan 6: Bagaimana cara menjalankan “pajak dalam Islam” secara praktis?

Anda dapat menjalankan “pajak dalam Islam” dengan membayarkan zakat melalui lembaga zakat terpercaya, menjalankan infak dan sadaqah secara sukarela, dan mendukung organisasi amal yang berfokus pada pembangunan masyarakat. Penting untuk mencari informasi yang akurat tentang sistem “pajak dalam Islam” dan menjalankan kewajiban ini dengan niat yang ikhlas.

Sebagai kesimpulan, “pajak dalam Islam” merupakan konsep yang penting dan mendalam. Pemahaman yang benar tentang konsep ini akan membantu umat Muslim menjalankan kewajiban agama dengan baik dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Selanjutnya, mari kita bahas lebih lanjut tentang bagaimana “pajak dalam Islam” dapat diterapkan dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Tips “Pajak dalam Islam” untuk Kehidupan Sehari-hari

Penerapan prinsip “pajak dalam Islam” dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial. Berikut beberapa tips yang dapat dipraktikkan:

Tip 1: Memahami Konsep Zakat

Pelajari dengan mendalam tentang jenis-jenis zakat, nisab, dan cara menghitung zakat. Berkonsultasi dengan ulama atau lembaga zakat terpercaya untuk memperoleh informasi yang akurat dan menjalankan kewajiban zakat dengan benar.

Tip 2: Menjalankan Infak dan Sadaqah dengan Ikhlas

Sisihkan sebagian rezeki untuk infak dan sadaqah dengan niat ikhlas dan tanpa mengharapkan balasan. Pilihlah lembaga amal yang terpercaya dan berfokus pada program yang mendukung kesejahteraan masyarakat.

Tip 3: Mengatur Keuangan dengan Bijak

Terapkan prinsip “pajak dalam Islam” dalam mengelola keuangan pribadi dan bisnis. Sisihkan sebagian kekayaan untuk menunaikan zakat dan menjalankan infak dan sadaqah.

Tip 4: Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Berpartisipasi aktif dalam program-program sosial yang dijalankan oleh lembaga zakat, organisasi amal, atau kelompok masyarakat yang berfokus pada meningkatkan kesejahteraan orang miskin.

Tip 5: Menumbuhkan Rasa Keadilan dan Kepedulian

Sadarilah bahwa “pajak dalam Islam” bukan hanya mengenai kewajiban finansial, tetapi juga mengenai menumbuhkan rasa keadilan dan kepedulian terhadap sesama.

Tip 6: Berbagi Informasi dan Ilmu

Bagikan informasi dan ilmu tentang “pajak dalam Islam” kepada orang lain. Dorong lingkungan sekitar untuk memahami pentingnya menjalankan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menjalankan tips ini, Anda dapat menjadikan prinsip “pajak dalam Islam” sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Sebagai kesimpulan, “pajak dalam Islam” bukan hanya mengenai kewajiban finansial, tetapi juga mengenai menumbuhkan rasa keadilan dan kepedulian terhadap sesama. Dengan menjalankan prinsip ini, kita dapat berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih berakhlak mulia dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Artikel ini telah menelusuri konsep “pajak dalam Islam” dengan fokus pada zakat, infak, dan sadaqah. Konsep ini tidak hanya mengenai kewajiban finansial, tetapi merupakan sistem yang mendalam yang mencerminkan prinsip-prinsip keadilan, solidaritas, dan kesejahteraan sosial. Sistem pajak Islam bertujuan untuk mengurangi kesenjangan kekayaan, membantu kaum miskin, dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip “pajak dalam Islam” dalam kehidupan sehari-hari merupakan tanggung jawab bersama. Dengan menjalankan kewajiban zakat, menjalankan infak dan sadaqah dengan ikhlas, dan mendukung lembaga-lembaga amal yang terpercaya, kita dapat berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Penerapan konsep ini tidak hanya merupakan bentuk ibadah tetapi juga merupakan langkah konkret dalam membangun masyarakat yang berakhlak mulia dan sejahtera berdasarkan nilai-nilai Islam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.